Yusuf Mansur. Seorang laki – laki yang lebih dikenal orang dengan sebutan Ustad Yusuf Mansur, lahir di Jakarta pada 19 Desember 1976. Beliau adalah salah satu sosok Ustad yang sangat saya kagumi. Tausiah – tausiah yang jujur, tegas dan langsung pada pokok permasalahan seringkali membuat kita tercenung dan merasa ditampar keras. Bagaimana tidak, apa yang beliau sampaikan semuanya adalah masalah – masalah riil yang tiap hari kita hadapi atau kita temui dalam kehidupan. Masalah pekerjaan, karir, jodoh, belum punya anak, sekolah, kemiskinan, kekurangan, kebodohan, kesulitah hidup, kebuntuan pikiran, usaha dan masih banyak hal lain yang barangkali salah satunya sedang kita hadapi. Selalu dalam setiap ceramahnya beliau mengingatkan bahwa masalah yang kita hadapi itu sejatinya hanya ada dua kemungkinan, kalau bukan ujian ya pasti azab. Bagaimana kita tahu perbedaannya? Kita lah yang faham itu semua, kalau ujian ciri – cirinya enteng dan sebentar kata beliau, kita hanya butuh sabar dan tawakkal maka pasti selesai dan kita naik derajat, itu sudah pasti..Tapi kalau azab ciri – cirinya lama waktunya dan cenderung meningkat volume penderitaannya, kalau tahun ini hutangnya 10 juta maka tahun depan hutangnya malah jadi 20 juta, bukan malah berkurang kita malah nyungsep nggak karuan kata beliau. Bukan hanya menenjukkan masalah tapi beliau juga menunjukkan jalan keluarnya, yang sudah pasti harus melibatkan Allah dalam setiap aspeknya. “ Nggak akan ada satupun yang mampu menolong kita ketika Allah sudah berkehendak menimpakan satu kesulitan pada kita, Pun tidak akan ada satupun yang dapat menghalangi kita kalau Allah berkehendak memberikan pertolongan pada kita” kalimat dasar inilah yang selalu didengungkan Ustad Yusuf Mansur ketika menyampaikan tausiahnya. Artinya apa? Misal, kalau Allah sudah berkehendak mengambil pekerjaan dari kita, kemanapun kita cari, siapapun koneksi kita nggak akan ada manfaatnya, pekerjaan tetap tidak akan ketemu. Tapi kalau Allah sudah berkehendak menolong kita, tanpa kita melamarpun pekerjaan itu akan datang sendiri menghampiri kita, contoh – contoh seperti itulah yang sering diungkapkan dalam majelis. Beliau selalu menekankan ajak Allah, hadirkan Allah, undang Allah dalam setiap permasalahan hidup kita, tempatkan Dia sebagai yang pertama untuk dilapori ketika kita mengalami kesulitan, tapi ya jangan hanya pas kesulitan, ketika senang pun harusnya Dialah yang pertama di undang untuk mengucapkan syukur. Artinya apa, bahwa tidak setiap jengkalpun dalam detik kehidupan ini kecuali Allah telah mengatur semuanya, Dia Maha Tahu segala hal, Dia Maha teliti dan Maha Bijaksana. Pertanyaannya kenapa kita selalu lupa dengan-Nya? Kenapa kita mencari pertolongan manusia yang notabene hanyalah makhluk yang lemah, penuh keterbatasan dan penuh kesalahan? Bukankah ada Dzat yang harta-Nya tidak pernah habis, yang kekuasaan-Nya tidak ada batasnya, yang kasih sayang-Nya tidak pernah surut, yang karunia-Nya tidak pernah berkurang , kenapa kita lupakan itu? “Ud’uni Astajiblakum” Mintalah pada-Ku maka akan kuperkenankan bagimu. Dia sudah berjanji, kalau kita mau meminta maka pasti dikabulkan, Dialah satu – satunya Dzat yang sangat amat gembira ketika ada yang meminta pada-Nya. Dialah yang selalu membuka pintu maaf lebar – lebar bagi hamba-Nya yang mau bertaubat. Apakah ada makhluk yang bisa seperti itu? Tapi seringkali kata Ustad, banyak orang yang baru meminta sekali dua kali sudah menyerah dan mengatakan Tuhan tidak menepati janji-Nya. Padahal dia tahu dosanya masih begitu besar dan sulit untuk termaafkan. Kenapa tidak berfikir bahwa Dia sudah menyiapkan permintaan kita tetapi hanya ditunda sampai saatnya dosa kita sudah habis, maka kata Ustad teruskanlah mintanya, lebih banyak lagi, lebih sering lagi, lebih serius lagi supaya Tuhan tahu kita benar – benar menginginkan doa kita terkabul, kalau awalnya cuma sholat 1 waktu, maka di tambah jadi 2 waktu begitu seterusnya sampai jadi 5 waktu, kalau biasanya sholat telat 2 jam dari waktunya maka sekarang 15 menit sebelum masuk waktu sudah standby di sajadah, kalau biasanya cuma sholat wajib maka ditambah lagi sholat sunnah, Qobliah ba’diah, tahajjud, dhuha, sholat taubat, hajat, kalau biasanya tidak pernah wirid sekarang wirid, kalau biasanya jarang baca Al Qur’an sekarang tiap hari 5 ayat atau 1 surat, begitu seterusnya sampai Allah yakin bahwa kita benar – benar kepingin doa kita terkabul. Kalau sudah melakukan ini semua minimal 1 bulan berturut – turut dan belum ada tanda – tanda doa kita dikabulkan maka pasti ada yang salah dengan diri kita. Apa yang salah kata Ustad? Berarti kita terjebak diantara 10 dosa besar sehingga Allah belum berkenan mengabulkan doa kita. Apa saja 10 dosa besar, beliau juga merincikannya sesuai dengan kadar dosa yan diakibatkannya.
Menyekutukan Allah (percaya pada batu, keris, akik, jimat dan sebagainya)
Meninggalkan sholat (sholat tidak tepat waktu atau bahkan tidak sholat sama sekali)
Durhaka pada orang tua (sering membentak, mengabaikan perintahnya, menyepelekan dll)
Berzina (berhubungan dengan yang bukan muhrimnya) Sebagai perhatian, sekali kita berzina maka ibadah kita 40 tahun ludes dimakan dosa zina, padahal dalam satu malam sangat dimungkinkan kita berzinah lebih dari satu kali, maka tinggal kalikan berapa puluh tahun ibadah kita ludes karena zina. Maka jangan heran kesulitan kita tidak kunjung Allah angkat.
Harta haram (harta yang didapat dengan mencuri, korupsi, hal ini cuma kita yang tahu pasti)
Mabuk (minuman keras, obat – obatan terlarang)
Berdusta (berkata bohong, kesaksian palsu dll)
Memutuskan silaturrahim (bermusuhan dengan saudara, kerabat atau tetangga)
Kikir (pelit, tidak mau sedekah, tidak mau berzakat, dsb.)
Ghibbah (bergunjing, ngrasani.) sebagai perhatian, saat kita menggunjing tetangga atau kawan atau siapapun, ketika yang kita bicarakan itu bohong maka kita terkena dosa fitnah, pun kalau yang kita bicarakan itu benar tentang aib saudara kita, kita terkena dosa ghibbah. Apa efeknya? Semua dosa orang yang kita rasani jadi punya kita, semua pahala ibadah kita jadi milik orang yang kita rasani, habis sudah..Kita harus sadari semua ini dan mengakuinya.
Kalau melihat 10 dosa besar diatas saya pribadi sangat yakin kita kena beberapa diantaranya atau bahkan mungkin semuanya. So, tidak ada jalan bagi kita kecuali taubatan nasuha, karena menurut hitungan logika tidak akan mungkin terkejar dosa kita dengan umur yang ada, maka hanya Allah lah satu – satunya jalan keluar yang bisa menghapus itu semua. Tidak ada manusia yang sempurna kata Ustad Yusuf Mansur, semuanya pasti punya salah, semua pasti pernah melakukan keburukan tinggal bagaimana kita menyikapi semuanya, tetap berharap pada manusia atau mulai menyadari kelemahan dan kembali pada Sang Pencipta. Allah selalu mendukung hambanya yang mau meminta pada-Nya baik ketika kesulitan itu berupa ujian terlebih ketika kesulitan itu berupa azab, Dia tidak akan tega melihat hambanya terlunta di bumi-Nya. Sepanjang masih ada nafas dalam raganya, selama itu pula pintu taubat akan selalu terbuka lebar bagi seorang hamba. Allah Karim Allah Rahim..