Saturday, October 19, 2013

Trik Untuk Patuh terhadap Orang Tua

Coba kita ingat berapa kali kita mengacuhkan peintah orang tua, entah Ayah atau Ibu kita? ketika disuruh membeli gula, atau beras atau rokok, mengambil cucian di belakang, mencuci piring makan kita sendiri?sepele bukan? tapi dampaknya bisa jadi sangat luar biasa pada penilaian orang tua terhadap kita. Apakah pernah kita merasa orang tua kita kurang perhatian pada kita, atau lebih pilih kasih terhadap adik atau kakak kita yang lebih patuh dan menurut ketika diberikan nasihat? jawabannya ada pada kita sendiri. Tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anak - anaknya, kalaupun ada maka itu suatu kelainan. Insya Allah mereka selalu berusaha bersikap adil pada semua anak - anaknya tanpa pernah pilih kasih. Adil dalam hal ini bukan selalu berarti sama rata, tetapi membagi sesuatu tepat pada porsinya masing - masing sesuai tingkat usia dan pemahaman anak terhadap sesuatu. Contohnya dalam membagi uang saku sekolah. Untuk anak SD, SMP dan SMA pasti orang tua akan memberikan jumlah yang berbeda pada masing - masing tingkatan sekolah. Untuk anaknya yang masih SD pasti diberikan paling sedikit diantara anak yang sudah SMP atau SMA. Kenapa? Karena tingkat pemahaman anak SD juga kebutuhannya terhadap uang masih kalah jauh dibandingkan yang sudah SMP atau SMA. masih banyak contoh - contoh lain seperti itu, tapi yang ingin saya tekankan disini adalah, kita sebagai anak harus selalu berusaha bersikap santun, hormat dan menghargai setiap nasihat orang tua dan terutama merespon dengan tepat semua perintah yang diberikan. Saya mengerti bahwa seringkali orang tua menyuruh sesuatu pada kita disaat kondisi fisik kita, kondisi emosi kita sedang lelah atau jenuh dan tidak ingin diganggu. Tapi dalam perintah agama, sangat - sangat dilarang buat kita mengatakan "AH", kalau dalam bahasa sekarang bisa juga diartikan, tar dulu, tar ah capek, males, atau yang semacamnya. Allah sangat membenci sikap yang seperti itu, terutama dalam konteks hubungan orang tua dengan anak. Saran saya, cobalah renungkan masalah ini dalam - dalam, fikirkan dengan jernih setiap hal yang akan kita katakan. Coba ukur, lebih banyak mana jasa kedua orang tua kita dibandingkan dengan frekwensi mereka menyuruh kita melakukan sesuatu. Dengan begitu minimal kita akan mampu memotivasi hati dan fikiran untuk selalu patuh terhadap perintah orang tua meski secapek dan segalau apapun kondisi fisik dan mental kita, selama perintah itu tidak melanggar syariat. Tanamkan selalu dalam hati bahwa mematuhi orang tua akan memperoleh pahala yang sangat besar dari Allah dan juga keridhoan orang tua serta kasih sayangnya akan semakin besar pada kita. Saya menulis artikel ini bukan karena merasa sudah sangat patuh terhadap orang tua atau jadi sok pintar, saya pun masih juga belajar, masih sering juga berkata tidak menyenangkan pada orang tua, tapi minimal dengan berbagi artikel ini akan jadi pengingat juga bahwa saya masih perlu banyak belajar dalam masalah hubungan dengan orang tua.

No comments:

Post a Comment