Thursday, October 22, 2009

Kubah agung Dalam raga


Kecemasan itu muncul tatkala hatiku kehilangan tali lintas yang terbentang lurus
jauh semakin kurasakan bahwa Tuhan mulai meninggalkan aku
Rasa sayangnya berkurang sampai terasa hampir habis untuk kunikmati
namun masih tersisa nafas dan indera yang berfungsi merasakan keagunganNYa
Sedikit saja ditunjukkanNYA kemurkaan di dunia
luluh lantak sudah kehidupan dihantam kalut dan prahara
Bukan aku tak rasakan perubahan ini
namun aku sudah hampir tak tahu jalan kembali
remang - remang berangsur gelap langkah ini menuju ke arahnya
sampai suatu ketika kulihat sebuah kubah agung dari kejauhan khayalan mimpi
lama kulihat lengkung indah itu bertuliskan kalimah Maha suci yang begitu indah
lututku tersungkur bersama tubuh hingga benar - benar dalam keadaan tersujud
air mata tak sanggup berhenti mengalir meski sudah kucoba menenangkan fikiran
seperti anak kecil yang begitu rindu pelukan ibunya
keluar sudah semua nanah yang mengendap dalam jiwaku
yang jadikanku berbau anyir dan tak pantas kembali
Tuhan aku hadir di rumahMu dengan terluka dan penuh hina
basuhkan cinta dari sisiMU demi perih rasa di sekujur otak dan aliran darahku
genggam aku dalam kekuasaanMu agar aku kembali berjalan dengan kepala tegak
menjadi manusia yang baru membawa pesan damai dalam raut wajahnya..

No comments:

Post a Comment